Nama : Andita Zahra Sabrina
Nim : 2201055067
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris
Kelas : 1C
Pendidikan Agama Islam
Resume
- Tasawuf Modern (Prof.Dr.Hamka)
Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Abdullah (1908-1981). Ia adalah orang yang mempunyai integritas yang tinggi dalam bidang moral dan keilmuan. Hamka terkenal sebagai ulama dan cendekiawan terkemuka di Indonesia. Selain itu, dengan pemikirannya, ia mampu menguasai beberapa bidang keilmuan, antara lain tafsir yaitu tafsir Al Azhar sebanyak 30 juz, tasawuf yaitu Tasawuf Modern, Renungan Tasawuf serta Tasawuf Dan Perkembangannya. Fiqh, sejarah yaitu buku Sejarah Umat Islam , lsafat, dan sastra yaitu buku judul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kabah, Robohnya Suara Kami” dan lainnya.
Bagi Hamka sebagai salah satu ulama Indonesia yang lahir pada tahun 1908 menyebutkan bahwa zuhud merupakan sikap jiwa yang tidak ingin dan tidak demam terhadap harta, serta tidak terikat oleh materi. Harta boleh dimiliki tetapi diperuntukkan pada hal-hal yang bermanfaat. Manusia harus mempunyai keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Perilaku zuhud bagi Hamka adalah siap miskin, siap kaya, dan bersedia untuk tidak mempunyai uang sepeser pun, dan bersedia untuk menjadi milyuner, namun harta tidak menjadi sebab melupakan Tuhan dan lalai terhadap kewajiban. Zuhud tidak berarti ekslusif dari kehidupan dunia, sebab hal ini dilarang oleh Islam. Islam menganjurkan semangat untuk berjuang, semangat berkorban, dan bekerja bukan malas-malasan.
Dalam tasawuf modern yang ditawarkan oleh Hamka, seorang su harus menempatkan Tuan dalam skala “tauhid”. Tauhid dini artinya : Tuhan yang Esa itu ada pada posisi transenden (berada di luar dan di atas terpisah dari makhluk) tetapi sekaligus terasa dekat dalam hati (qalb). Pengertian ini merupakan gabungan antara konsep keakidahan (ilmu kalam) dan konsep “ihsan” menurut Rasulullah SAW. Dengan demikian Tuhan tidak ditempatkan “terlalu jauh” tetapi juga tidak “terlalu dekat”. Hamka menekankan bertasawuf lewat taat peribadatan (ibadah) yang dituntunkan agama dan merenungkan hikmah (semangat Islam yang tersembunyi) di balik seluruh bentuk dan macam peribadatan itu. Kehidupan tasawuf seseorang baru dapat dikatakan berhasil jika pada diri seseorang tersebut tampak etos sosial yang tinggi, kepekaan sosial yang tinggi (karamah dalam arti sosio-relgius) Sama dengan juga kehormatan yang disebabkan kiprah dan jasa sosial yang dimotivasi oleh dorongan kesalehan dalam menjalankan syariah agama).
Salah satu dari jalan tasawuf adalah kefakiran (poverty). Arti kefakiran (memiliki sesedikit mungkin barang-barang duniawi dipandang secara meyakinkan sebagai yang sangat mungkin mencapai keselamatan) dalam arti sesungguhnya itu bukan berarti semata-mata kekurangan dalam hal kekayaan, tetapi bahkan tidak memiliki keinginan untuk memperoleh kekayaan ini dapat diandaikan kosongnya hati (dari keinginan terhadap perolehan kekayaan) sebagaimana kosongnya tangan (karena tidak memegang apa-apa).
Bagi Hamka, orang kaya adalah orang yang sedikit kemauannya dan seseorang yang banyak keperluan dan kemauannya itulah orang yang miskin. Kekayaan hakiki adalah mencukupkan yang ada, sudi menerima walaupun berlipat-ganda beratus-ribu milyun, sebab dia nikmat Tuhan. Dan tidak pula kecewa jika jumlahnya berkurang, sebab dia datang dari sana dan akan kembali ke sana. Hamka berpendapat bahwa nilai-nilai tersebut haruslah dimanifestasikan dalam kehidupan sosial. Nilai-nilai spiritualitas tersebut antara lain: takwa, tawakal yang bukan fatalistik tetapi takwa berupa sikap aktif dan melakukan ikhtiar semaksimal dan seoptimal mungkin.
- Syekh Yusuf Al-Makassari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar