Selasa, 29 November 2022

Nama : Andita Zahra Sabrina

Nim  : 2201055067

Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

Kelas : 1C

Pendidikan Agama Islam

Resume


  • Tasawuf Modern (Prof.Dr.Hamka)

Hamka  merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Abdullah (1908-1981).  Ia  adalah  orang  yang  mempunyai  integritas  yang  tinggi  dalam  bidang moral dan keilmuan. Hamka terkenal sebagai ulama dan cendekiawan terkemuka di  Indonesia. Selain  itu,  dengan  pemikirannya,  ia  mampu  menguasai  beberapa bidang keilmuan, antara lain  tafsir yaitu tafsir Al  Azhar sebanyak 30 juz,  tasawuf  yaitu Tasawuf  Modern, Renungan Tasawuf serta  Tasawuf Dan Perkembangannya. Fiqh, sejarah yaitu buku Sejarah Umat Islam , lsafat, dan sastra yaitu buku judul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kabah, Robohnya Suara Kami” dan  lainnya.

Bagi Hamka sebagai salah satu ulama Indonesia yang lahir pada tahun 1908 menyebutkan bahwa zuhud merupakan sikap jiwa yang tidak ingin dan tidak demam terhadap harta, serta tidak terikat oleh materi. Harta boleh dimiliki tetapi diperuntukkan  pada  hal-hal yang bermanfaat.  Manusia  harus  mempunyai keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Perilaku zuhud bagi Hamka adalah siap miskin, siap kaya, dan bersedia untuk tidak mempunyai uang sepeser pun,  dan bersedia untuk menjadi milyuner, namun harta tidak menjadi sebab melupakan Tuhan dan lalai terhadap kewajiban. Zuhud tidak berarti ekslusif dari kehidupan dunia, sebab hal ini dilarang oleh Islam. Islam menganjurkan semangat untuk berjuang, semangat berkorban, dan bekerja bukan malas-malasan.

Dalam  tasawuf  modern  yang  ditawarkan  oleh  Hamka,  seorang  su  harus menempatkan Tuan  dalam skala  “tauhid”.  Tauhid  dini  artinya  :  Tuhan  yang  Esa itu ada pada posisi transenden (berada di luar dan di atas terpisah dari makhluk) tetapi sekaligus terasa dekat dalam hati (qalb). Pengertian ini merupakan gabungan antara konsep keakidahan (ilmu  kalam)  dan  konsep “ihsan” menurut Rasulullah SAW.  Dengan  demikian  Tuhan tidak  ditempatkan “terlalu jauh”  tetapi  juga  tidak “terlalu dekat”. Hamka  menekankan  bertasawuf  lewat  taat  peribadatan  (ibadah)  yang dituntunkan agama dan merenungkan hikmah (semangat Islam yang tersembunyi) di balik seluruh bentuk dan macam peribadatan itu. Kehidupan tasawuf seseorang baru dapat dikatakan berhasil jika pada diri seseorang tersebut tampak etos sosial yang tinggi, kepekaan sosial yang tinggi (karamah dalam arti sosio-relgius)  Sama dengan juga kehormatan yang disebabkan kiprah dan jasa sosial yang dimotivasi oleh dorongan kesalehan dalam menjalankan syariah agama). 

Salah  satu  dari  jalan  tasawuf  adalah  kefakiran  (poverty).  Arti  kefakiran (memiliki sesedikit mungkin barang-barang duniawi dipandang secara meyakinkan sebagai yang sangat mungkin mencapai keselamatan) dalam arti sesungguhnya itu bukan berarti  semata-mata  kekurangan dalam hal  kekayaan, tetapi bahkan tidak memiliki keinginan untuk memperoleh kekayaan ini dapat diandaikan kosongnya hati (dari keinginan terhadap perolehan kekayaan) sebagaimana kosongnya tangan (karena tidak  memegang  apa-apa).

Bagi Hamka, orang kaya adalah orang yang sedikit kemauannya dan seseorang yang banyak keperluan dan kemauannya itulah orang yang miskin. Kekayaan hakiki adalah mencukupkan yang ada, sudi menerima walaupun berlipat-ganda beratus-ribu milyun,  sebab  dia  nikmat  Tuhan.  Dan  tidak  pula  kecewa  jika jumlahnya berkurang, sebab  dia datang dari sana dan  akan kembali ke sana. Hamka berpendapat  bahwa  nilai-nilai tersebut haruslah dimanifestasikan dalam kehidupan sosial. Nilai-nilai spiritualitas tersebut antara lain: takwa, tawakal yang bukan fatalistik tetapi takwa berupa sikap aktif dan melakukan ikhtiar semaksimal dan seoptimal mungkin.


  • Syekh Yusuf Al-Makassari

Syekh Yusuf Al-Makassari adalah seorang ulama dan pahlawan nasional Indonesia yang pernah berjuang menentang penjajahan Belanda. Ia juga sering disebut sebagai Syekh Yusuf Abu Mahasin Hadiyatullah Taj al-Khalawati al-Makassari atau Tuanta Salamaka ri Gowa, yang artinya "Guru Kami yang Agung dari Gowa".

Karena sikap intolerannya terhadap penjajahan Belanda, Syekh Yusuf Al-Makassari diasingkan ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Kendati demikian, di pengasingannya, ia tetap bertahan sebagai seorang pedakwah Islam hingga menjadi sosok berpengaruh di Afrika Selatan.

Karyanya yang paling populer, yakni Safiinat An Najah, yang hingga kini masih banyak diajarkan di berbagai pesantren. Di Museum Pusat Jakarta, juga didapati sekitar 10 manuskrip Syekh Yusuf yang belum diterjemahkan.

Masa muda
Syekh Yusuf Al-Makassari atau Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani lahir pada 3 Juli 1626 di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia merupakan putra dari Abdullah, yang diriwayatkan sebagai seorang ulama suci dan memiliki karomah, dan Aminah, putri dari Gallarang Moncongloe. Konon, saat kelahirannya, cahaya sangat terang menyinari langit daerah Gowa, yang diyakini sebagai pertanda alam menyambut kelahiran seorang ulama besar. Ketika usianya baru 40 hari, orang tuanya bercerai. Setelah itu, Aminah dipersunting oleh Raja Gowa dan membawa Syekh Yusuf hidup di istana. Di istana, Syekh Yusuf mendapatkan pendidikan Islam dan mampu menghafalkan seluruh isi Al Quran saat usianya masih kecil. Ia belajar dengan dibimbing langsung oleh seorang guru bernama Daeng ri Tasammang

Wafat
Peran Syekh Yusuf Al-Makassari dalam menyebarkan Islam di Afrika Selatan dilakukan selama enam tahun, hingga akhir hayatnya. Ia meninggal di Cape Town pada 1699, di usia 72 tahun. Atas permintaan Sultan Abdul Jalil, jenazah Syekh Yusuf akhirnya dimakamkan di Lakiung, Makassar, pada 1705. Syekh Muhammad Yusuf Al-Makassari tidak hanya berjasa bagi Indonesia, tetapi diakui berperan besar dalam perkembangan Islam di Afrika Selatan. Pada 1995, Syekh Yusuf Al-Makassari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto. Tidak hanya itu, Syekh Muhammad Yusuf Al-Makassari mendapat gelar pahlawan dari negara Afrika Selatan pada 2009.

Selasa, 08 November 2022

Nama : Andita Zahra Sabrina

Nim  : 2201055067

Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

Kelas : 1C

Pendidikan Agama Islam

Resume

     Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah untuk mengabdi dan menghambakan diri kepada Allah SWT (ibadah). Tujuan ini mendidik manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, karena ibadah dapat dikatakan sempurna apabila dilaksanakan atas dasar landasan iman kepada-Nya. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas ibadah yang dilakukan. Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan seseorang untuk senantiasa meningkatkan dan memperbaharui keimanan, karena iman dapat mengalami pasang naik maupun pasang surut. Sabda Rasulullah :

عن أبي هريرة أن النبي صلي الله عليه وسلم قال : "جددوا إيمانكم "قالوا: كيف نجدد إيماننا ؟ قال : "قولوا : لا إله إلا الله (رواه أحمد)

Tarbiyah Imaniyah (mendidik iman) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu; pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya dengan banyak mengerjakan amal shalih yang sendi utamanya adalah keikhlasan, juga memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah SWT semata, menghindari riya' dalam berbuat dan bertindak, mencintai firman Allah, berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah SWT, dan terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.

     Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah Allah menempatkan manusia sebagai khalifah fi al-ardh, yaitu manusia yang diberi derajat tinggi untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka bumi. Keadaan ini mendidik manusia untuk selalu berfikir kearah pengembangan pengelolaan seluruh potensi yang ada sehingga tercipta sumber daya manusia (SDM) yang professional. Terpilihnya manusia sebagai pemimpin di muka bumi mendidik mereka untuk memberikan takaran yang seimbang bagi manusia itu sendiri bahwa di satu sisi ia harus bertanggungjawab terhadap dirinya, masyarakat dan alam semesta, dan di sisi lain ia tidak dapat melepaskan dirinya sebagai hamba yang harus patuh terhadap cosmos Ilahiyyah.

     Tujuan penciptaan manusia yang ketiga adalah mengemban amanah, yaitu kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar ti- dak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan Rasul-Nya maupun amanah antara sesama manusia.

     Manusia diciptakan Allah SWT bertujuan di antaranya adalah untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah Allah SWT di muka bumi (Khalifah Allah fi al-Ardh). Dalam menjalankan kedua misi tersebut, manu- sia juga diberi beban yang cukup berat, yaitu berupa al-amanah atau beban takhlif. Semua itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT berupa pahala dan dosa atau balasan syubrga dan neraka sesuai dengan kadar al-ibadah, al-khalifah dan al-amanah yang ia lakukan selama hidup di dunia.


Nama : Andita Zahra Sabrina Nim  : 2201055067 Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris Kelas : 1C Pendidikan Agama Islam Agama islam   merupakan ag...