Nama : Andita Zahra Sabrina
Nim : 2201055067
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris
Kelas : 1C
Pendidikan Agama Islam
1. Pandangan Islam terhadap Sekularisme
Dalam Islam, Sekularisme tidak dapat diterima karena bertentangan dengan ajaran Islam. Karena menurut pandangan Islam apabila sebuah urusan dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan, maka urusan itu akan bertabrakan dengan nilai-nilai yang terdapat pada urusan yang lain.
2. Pandangan Naqwib Al-attas
Melalui penelusurannya, al-Attas mendapati bahwa sekularisme telah membebaskan manusia pertama dari kungkungan agama dan kemudian dari kungkungan metafisika yang mengatur akal dan bahasanya. Al-Attas menyatakan bahwa kemunculan Sekularisasi adalah hasil dari sejarah pengalaman Barat untuk mendamaikan ketegangan antara Filsafat dan Agama. Antara pandangan Alam yang semata-mata berdasar pada pandangan Akal Jasmani, dan pandangan Alam yang semata-mata berdasar pada pandangan Indera Khayali.
3. Pandangan Yusuf Qardhawi
Menurut Yusuf Qardhawi, Islam sangat relevan dan terbuka dengan ilmu pengetahuan, Al Quran sendiri senantiasa menganjurkan manusia untuk selalu menggunakan akalnya. Dengan hal ini, Yusuf Qardhawi menganggap bahwa sekularisme merupakan hasil dari peradaban Barat yaitu warisan pemikiran Kristen di Eropa bukan dari warisan tradisi Islam. Menurutnya, kemunculan sekularisme di Barat terjadi karena beberapa Faktor, di antaranya ialah: faktor Agama, yaitu berkenaan dengan ajaran Bibel sendiri. Faktor pemikiran, yaitu pertentangan doktrin Gereja dan ilmu pengetauhan yang berkembang pada waktu itu.
4. Pandangan Buya Hamka
5. Pandangan Nurcholis Madjid
Dalam konsep Nurcholish Madjid, sekularisme bukan pemisahan antara urusan dunia (negara) dengan urusan akhirat (agama), tetapi pembedaan antara keduanya, sehingga sekularisme harus dipahami sebagai devaluasi sektor kehidupan dan demitologisasi. Sekularisasi merupakan suatu proses bertahap menuju sekularisme.
Akar-akar Keraguan terhadap tuhan agama.
1. Sekularisme (George Jacob Holyoake)
Menurutnya, Sekularisme adalah suatu sistem etik yg didasarkan pada moral alamiah, terlepas dari agama wahyu atau supranaturalisme.
2. Naturalisme (Aristoteles & Plato)
Aristoteles : Ia berpendapat bahwa makhluk hidup di dunia ini terdiri atas dua prinsip, yaitu prinsip matter dan form. Matter memberikan substansi sesuatu, sedangkan form memberikan pembungkusnya. Form disebut juga materi yaitu badan, sedangkan matter disebut juga rohani. Badan material manusia pasti mati, sedangkan yang memberikan bentuk kepada materi adalah jiwa.
Plato : Plato berpandangan (Tafsir, 2012 : 58-59) bahwa ajaran idea yang lepas dari objek, yang berada di alam idea, bukan hasil abstraksi.
3. Empirisme (David Hume)
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia. Dalam empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Pola pikir empirisme mengandalkan bukti empiris.
4. Positivisme (Aguste Comte)
Comte (positivisme) mencoba untuk membebaskan klaim-klaim metafisik dari ilmu pengetahuan. Comte melihat fakta berbeda dengan nilai, fakta dapat dipisahkan dari nilai-nilai positivisme, ia hanya menerima pengetahuan factual, fakta positif, yaitu fakta yang terlepas dari kesadaran individu.
5. Rasionalisme (Rene Descaretes)
Rasionalisme adalah aliran filsafat ilmu yang berpandangan bahwa otoritas rasio (akal) adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria kebenaran berbasis pada intelektualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar